Monday, November 8, 2010

KPI Bekukan Sementara Tayangan 'Silet'

Nasib acara infotainment 'Silet' yang secara rutin ditayangkan RCTI setiap pekan, sangat tragis. Gara-gara memaparkan data yang tidak akurat ketika membahas masalah letusan Gunung Merapi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk sementara membekukan tayangan tersebut.

Ketua KPI Dadang Rahmat dalam jumpa pers di Kantor KPI, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (8/11/2010), menjelaskan, tayangan tersebut dihentikan mulai Selasa (9/11/2010) ini hingga status 'Awas' Merapi dicabut.
"Sebenarnya KPI sudah mengirimkan surat kepada pihak redaksi tayangan itu, dan sedang menunggu klarifikasi darinya. Tapi tayang berdurasi 1 jam itu terbukti menimbulkan keresahan masyarakat yang berada di Yogyakarta, sehingga dalam hitungan satu hari sejak tayangan itu muncul, KPI telah menerima 1.128 pengaduan dari masyarakat," katanya.
Diakui, berdasarkan pengaduan tersebut yang dikompilasikan dengan temuan yang diperoleh KPI, tayangan itu memang terbukti meresahkan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, sehingga akibat tayangan tersebut sempat terjadai eksodus.
Dadang menegaskan, jika keputusan KPI tidak digubris RCTI maupun Redaksi Silet, akan ada konsekuensinya.
Seperti diketahui, dalam tayangan 'Silet' yang mengupas tentang letusan Merapi, Minggu (7/11/2010), 'Silet' menyebutkan, radius awan panas Merapi mencapai 65 km dan diramal akan ada ledakan besar. Ada juga pernyataan bahwa Yogya adalah kota malapetaka.
Akibat tayangan ini, masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ketakutan, sehingga protes tak hanya dilayangkan ke KPI melalui email, tapi juga melalui akun jejaring sosial seperti Twitter.
Atas masalah ini, Redaksi ‘Silet’ sebenarnya sudah cukup tanggap, karena terbukti, beberapa jam setelah penayangan, atau Minggu malam, Redaksi ‘Silet’ membuat pernyataan meminta maaf yang ditayangkan RCTI selama beberapa detik setiap beberapa menit. Kalimat-kalimat permintaan maaf itu berwarna putih dengan latar belakang hitam, dan dilengkapai logo 'Silet' di pojok kanan bawah.
Isi permintaan maaf tersebut adalah; "Segenap tim redaksi Silet memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas pemberitaan Silet edisi Minggu 7 November 2010 yang memuat ramalan dan pesan berantai yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang prediksi Merapi. Simpati dan doa kami untuk seluruh korban bencana."
Namun, angin memang keburu ditabur, sehingga 'Silet' harus ikhlas menuai bencana.
Atas keputusan KPI, presenter 'Silet', Feni Rose, mengaku, ia ikhlas menghadapi kenyataan ini. Namun demikian, Feni tidak dapat berbicara banyak soal kelangsungan Silet pasca keputusan KPI.
"Yang pasti atas nama pribadi, saya belajar banyak dari kasus yang berbuntut ini," kata dia.

No comments:

Post a Comment